Mengenai Saya

Foto saya
hm,, kata temen2 aku tuh imud,, lucu,, manis,, hahai,, muji diri sendiri tuhh,, eit 1 lg kalem dan sok polos jg,,hehehe

Selasa, 21 September 2010

Kala benci menghapus semua rasa


Pernahkah kita tidak menyukai seseorang?
Pasti pernah.
Bisakah rasa tidak suka itu berubah menjadi benci?
Pasti bisa.
Manusia ditakdirkan untuk memiliki beragam rasa. Ada suka, ada duka. Ada cinta, ada benci. Ada sayang, ada iri. Semuanya lengkap. Paket komplit yang membuat kita dinamakan manusia, bukan malaikat.
Sesungguhnya rasa benci adalah sebuah rasa yang dipelihara karena kita terlalu rapat membuat tembok pertahanan untuk menjaga ego pribadi. Memelihara harga diri serta nilai-nilai yang diyakini di tempat yang terlalu tinggi. Bahkan seringkali memandang lingkungan sebagai racun yang sangat mematikan.
kebencian merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang atau fenomena. Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan.
Sedemikian parahkah rasa benci?
Mungkin iya, mungkin juga tidak.
Sudah beberapa tahun terakhir, saya berusaha untuk tidak memiliki rasa benci pada siapapun atau apapun. Pengalaman membuktikan, bahwa rasa benci hanya akan merugikan diri sendiri. Emosi yang naik turun kala mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan, tentu bukan sebuah rasa yang layak untuk dipelihara.
Selain itu kemarahan yang menggelegak karena rasa benci kian memuncak, akan membuat hati bergemuruh tanpa kendali. Penuh prasangka, sarat dengan praduga.
Apapun yang dilakukan oleh orang yang kita benci, sekalipun itu hanya tersenyum atau berkata baik, bisa dinilai sebagai sesuatu yang memiliki arti negatif. Kenapa begitu?
Karena benci akan menghapus semua rasa yang kita punya, rasa positif yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita…
Bertahun-tahun lalu saya pernah tidak menyukai seseorang. Malah sudah cenderung membencinya. Semua yang dilakukan orang tersebut, selalu salah di mata saya. Sampai suatu saat saya menyadari, bahwa rasa benci yang senantiasa dipelihara itu adalah sebuah rasa negatif yang bisa merusak pola pikir serta hati. Mengacaukan kebaikan yang seharusnya ditanamkan.
saya menyadari kalau rasa benci yang saya pelihara justru merusak hakekat saya sebagai manusia. Menyimpang dari kehormatan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Manusia diciptakan Tuhan untuk saling menghormati, menghargai serta menyayangi. Bukan untuk saling membenci, apalagi menaruh dendam pribadi.
Kehidupan yang saya jalani sekarang, sangat rentan dengan timbulnya rasa benci. Makin banyak saya berinteraksi, makin beragam pula karakter-karakter ajaib yang saya temui. Kalau semua ketidaksukaan saya pelihara dalam diri, bukan mustahil hati saya bakalan penuh dengan rasa benci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar